Tuesday, January 20, 2009

Sketsa Mutiara Cinta...

Ku persembahkan sketsa cinta ini sebagai tanda cinta kasihku Untukmu zaujahku Yang mengisi sudut-sudut hatiku,Yang Telah memberi permata kehidupan untuk ku..
Ketahuilah duhai isteriku.. aku mencintaimu.. dan ingin terus bersamamu
Samaada didunia maupun di syurga nantinya.. insya allah ..

Bismillah….
Ya Rabbi.. Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang…
Berikanlah kedalam hatiku rasa cinta yang mendalam terhadap isteriku
Yang dengan namamu kubina rumah tanggaku..untuk mencari ridhomu..


Ya Rabbi.. Yang Maha Mengetahui segala isi hati
Tidak ada satupun yang tersembunyi dari penglihatanmu..
Engkau maha mengetahui segala isi hatiku..

Engkau menjadi saksi bagaimana rasa cinta yang ada didalam hatiku kepada isteriku..
Pertengkaran itu mungkin menjadi satu asam garam dalam kehidupan rumah tangga
Berikanlah kesabaran kepadaku.. dan ajarkanlah aku, agar tutur kataku ketika marah
Tidak menyakiti hatinya….

Duhai zaujahku.. dengarkanlah bisikan hatiku .. fahamilah sketsa cintaku ini untukmu..
Ingatkah dirimu ketika kita menikah dahulu ??? ketika aku mengambil dirimu menjadi permata kehidupanku ....

Titisan air mata yang membasahi pipiku menjadi saksi setelah aku mengambil dirimu atas nama allah… saat itu aku merasa telah melengkapkan bahagian dari agamaku ..
Namun… diriku hanyalah seorang insan.. yang tidak lepas dari segala kesilapan..
Maafkan diriku.. dengan segala kesalahan ataupun ucapan –ucapan yang menyakiti hatimu…
Jauh di relung hatiku.. aku sedar.. betapa aku belum mampu berikan kehidupan yang terbaik untukmu..

Untukmu zaujahku.. yang amat kusayangi dan kucintai....
Berikan aku waktu.. berikan aku kesempatan...
Untuk menjadi suami yang terbaik dalam kehidupanmu ...
Ketika suamimu ini terjatuh dalam gelap... bantulah aku.. tolong lah aku ..
Bisikan kata-kata cintamu untukku... agar aku mampu untuk terus berjalan..
Duhai zaujahku... aku mencintaimu dengan segala kekurangan diriku ...
Maafkan diriku.. jika kasih sayang yang kuberikan masih jauh dari kesempurnaan...

Duhai zaujahku.. yang menjadi inspirasi kehidupanku ..
Aku mencintaimu.. dan tidak akan pernah berhenti untuk terus mencintaimu..
Selagi nafasku belum terhenti...
Duhai zaujahku... segala pengorbanan dirimu tidak akan dapat aku balas dengan apapun..
Aku bersyukur dapat mencintaimu.. dan hidup bersamamu...

Allahumma...
berikanlah kami rasa cinta yang berkekalan..
Rasa cinta yang membawa bahagia..
Rasa cinta yang membawa ketenangan...
Rasa cinta yang membawa kami berdua masuk kesurgamu..
Rasa cinta yang denganya kami beribadah kepada-Mu...
Duhai zaujahku... uhibbuki ilaa akhir hayati ....

[+/-] Selengkapnya...

Sunday, January 18, 2009

WAJAH KANAK-KANAK YANG TERKORBAN DI GAZA

[+/-] Selengkapnya...

Siaran Ringkas TV3

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, January 17, 2009

Hijrahnya Seorang Muslimah Ke Manhaj Salaf II

Sedikit yang ingin ditambahkan berkenaan dengan peranan murobbi dalam harokah ikhwani….Peran murobbi dirasakan sangat besar, pada tingkatan tertentu murobbi harus di patuhi seperti halnya mematuhi orang tua…bahkan terkadang lebih….
Murobbi memang di harapkan sebagai pendidik…. akan tetapi terkadang menjadi pendidik yang melarang hal hal yang secara syariat di bolehkan …..
Kepatuhan seorang mad’u dan ketakutan mereka terhadap murobbi di rasakan sangat berlebihan.. karena akan ada sangsi boikot, hukuman dan di interogasi bila ada hal hal yang tidak bersesuaian dengan instruksi murobbi…ini menimbulkan punca taqlid dan fanatisme yang berlebihan…[4] Pada suatu kesempatan ada seorang ukhti yang menceritakan bahwa orang yang dibawah asuhannya mengaji di tempat yang lain….Saat itu murobbi mengatakan bahwa dia harus memilih [tidak boleh mengaji di keduanya]. Padahal setiap muslim adalah pribadi yang bebas untuk thollabul ilmy (menuntut ilmu, ed) selama dia yakin bahwa yang diajarkan adalah yang benar. Seorang murobbi seharusnya dapat memberikan penjelasan ilmiah untuk menghalangi mad’u nya mengikuti majelis ilmu yang lain kalau majelis ilmu tersebut memang terbukti terkeluar dari jalan yang benar….

Berdasarkan share pengalaman yang Rytha baca.. murobbi merasa tidak senang bila mengetahui mad’u nya ikut kajian kajian bermanhaj salaf… Alasannya karena bisa membuat bingung bila mengaji di banyak tempat, Rasanya suatu alasan yang kurang tepat…. …
insyaAllah nanti akan di berikan contoh bagaimana seorang murobbi "berhak" menentukan calon pengantin anak didiknya.

InshaAllah Rytha akan berpindah ke poin kedua tentang beberapa hal yang ditemukan dalam kegiatan "tarbiyah" ikhwani …..

2. Rangkaian kegiatan di dalam liqo.

Acara liqo’ dari tempat ke tempat biasanya typical karena Rytha sudah beberapa kali berpindah kelompok liqo… Kemungkinan sebagian besar dari mereka menganggap rutinitas itu adalah satu rutinitas yang ada tuntunan syar’i nya, setidaknya menganggap itu suatu kebaikan…..

Waktu Liqo di jadwalkan biasanya tidak lebih dari 2 jam. Tapi dalam prakteknya biasanya bisa seharian….. Tetapi ilmu yang didapat tidak sebanding dengan waktu yang sudah terbuang… Terkadang suami suami yang menunggu istrinya liqo sampai marah kerana menunggu kelamaan….

Para ikhwan [bapak-bapak] biasanya mengadakan liqo pada waktu malam sampai menjelang tengah malam..…. Seorang murobbi sempat berpesan kepada binaannya…nanti kalau menikah dengan suami yang aktivis, harus siap di tinggal di malam hari….

Mungkin tidak salah pulang larut kalau memang benar-benar untuk tholabul ilmy.. Tapi liqo mereka "para petinggi petinggi" konon isinya hanya banyak membicarakan masalah politik, da’wah dan strategi….. Alangkah ruginya bila sudah menghabiskan waktu tanpa mendapatkan charge ruhiyah keilmuan yang di dapat… Hampir di pastikan sholat lail juga akan terlewat… Ditambah lagi rasa bersalah terhadap istri dan anak dan dosa di hadapan Allah subhanahu wata’ala meninggalkan istri sendiri di rumah…. Acara liqo biasanya dibuka dengan pembacaaan Al-Qur’an. Bukan hanya acara liqo saja tapi hampir semua kegiatan selalu di buka dengan bacaaan Al-Qur’an….

Membaca Al Qur’an memang merupakan suatu kebaikan… tapi menjadikannya sebagai rutinitas yang selalu di lakukan sebagai pembuka untuk semua kegiatan memerlukan tinjauan syar’i, karena bila di biarkan masyarakat awam akan mencontohnya. Mencontoh sesuatu yang tidak memiliki dasar, akan cendrung membuat mereka menganggap hal tersebut bagian dari sunnah…. Bahkan Rytha yakin sebagian dari saudara ikhwani

mereka merasa seakan ada hal sunnah yang hilang bila hadir dalam suatu majelis dan tidak di awali dengan bacaaan Al Qur’an….wallahualam….
Selanjutnya acara akan dilanjutkan oleh kultum, dari salah seorang anggota dan dilanjutkan dengan penyampaian materi oleh murobbi…
Materi yang di sampaikan oleh murobbi biasanya diawali dengan membicarakan pengumuman-pengumuman mengenai kegiatan kepartain, kepanitian, dan lain lain, sehingga waktu yang tersisa untuk menyampaikan materi keagamaan hanya beberapa menit saja… Terkadang yang beberapa menit itu pun sama sekali tidak berisi apa apa… Semakin tinggi tingkatan kita semakin banyak masalah kepartaian yang di bicarakan dalam majelis….

Terkadang liqo di-isi dengan bedah buku atau materi-materi umum lainnya…Banyak acara yang diusahakan bervariasi untuk menarik. Untuk para pemula biasanya masih di berikan materi-materi yang cukup baik seperti tauhid…. Hanya saja jangan ditanyakan bagaimana materi penting tersebut disampaikan….jauh sangat jauh sekali dari ilmiah… Materi – materi ini berkesan hanya seperti selingan sampai seorang mad’u siap di berikan materi ke-harokah-an yang brainwash paham-paham ikhwanul muslimin….

Sangat jauh majelis di-isi dengan pembahasan yang ilmiah …. Kebanyakan menjelaskan sesuatu yang di kaitkan dengan cerita kehidupan sehari hari…. Setiap murobbi pasti biasanya berusaha mencari "cerita" dan penjelasan "logika" untuk melengkapi uraiannya… [5]

Bagi para thollabul ilmy yang sesungguhnya pasti sangat rindu dengan majelis yang berisi perkataan Allah … perkataan Rasulullah dan perkataan para Ulama Ahlul sunnah. Hal ini mungkin karena minimnya kapasitas keilmuan dari murobbi sendiri yang mungkin tidak siap dengan materi yang akan disampaikan.

Rytha sempat berkunjung ke beberapa rekan ikhwani… Karena ketertarikan yang sangat terhadap buku, koleksi-koleksi buku tuan rumah selalu menjadi pengamatan….. Rytha sempat terkejut melihat seorang ustadz yang lulusan salah satu universitas syariah terkemuka koleksi-koleksi beliau adalah buku-buku pergerakan ikhwanul muslimin… Ini tidak mengherankan bila rekan-rekan ikhwahni yang lainnya juga mengkoleksi tulisan tulisan hasan Al Banna… Said Hawa dan kalaupun tafsir itu adalah tafser Said Qutb, fatwa fatwa nya adalah fatwa Yusuf Qardhawi….

Ada suatu paham yang Rytha tangkap selama liqo adalah bahwa hadis dhaif (lemah, ed) boleh diamalkan [6]…. Dan juga suatu pemahaman da’wah dengan hikmah yang aneh….

Yang berdalih dengan fikih prioritas [ala Yusuf Qardhawi] dalam segala hal yang membuat menjadi toleran yang berlebihan… Dan tentu saja sangat tidak cocok dengan ikhwah salafy yang berkesan sangat keras bagi mereka, karena kebanyakan ikhwani tidak paham bahwa dalam hal aqidah seorang muslim harus memiliki rasa cemburu yang tinggi bila ada ke-bid’ahan dan ke-syirikan.

Seorang ukhti mengatakan bahwa banyak penyimpangan dalam salafy.. mereka tidak mengenal fikih prioritas… dan sedikit sedikit bid’atul dholalah…(bid’ah itu sesat, ed) Karena dalam pembahasan materi bid’ah [7] di ikhwani, ditanamkan bahwa ada yang namanya bid’ah hasannah [ bid’ah yang baik]…[8 ]

Rytha sempat tertegun sedih tatkala ukhti tersebut mengatakan sedikit-sedikit salafy menda’wahkan bid’atun dholalah….ukhti tersebut mengatakan dengan nada yang sedikit mengejek… Seandainya ukhti tersebut paham bahwa kalimat yang di ejeknya itu bukanlah perkataan sembarangan orang tapi itu adalah perkataan dari lisan seorang hamba Allah yang sangat mulia Rasulullah shalallahu wa`alahi wassalam…. Mudah mudahan Allah membukakan dan membimbing ukhti tersebut….

Dalam suatu dauroh murobbi… seorang pembicara mengatakan bahwah beliau mengetes tauhid mad’u nya dengan di suruh mengambil sesuatu di kuburan… kalau dia masih takut berarti tauhidnya masih di pertanyakan… Subhanallah.. apakah cara ini pernah di praktekkan oleh Rasulullah shalallahu wa`alahi wassalam dan para sahabatnya?

Selanjutnya ada salah satu kebiasaan di majelis, yaitu acara evaluasi ….yang di maksudkan untuk mengevaluasi masing masing mad’u, ibadahnya, aktivitasnya dan lain lain. Seorang mad’u diharapkan membuka diri terhadap semua peserta liqo dan bercerita mengenai dirinya, keluarganya dan temannya..

Tidak jarang dan hampir pasti cerita yang di sampaikan membuka aib diri dan keluarga… suatu aib yang seharusnya di tutupi….
Ikhwah fillah… ingat kisah seorang sahabat yang mengadukan pada beliau bahwa dia berizina.. dan Rasulullah shalallahu wa`alahi wasalam berusaha untuk tidak melihat dan pura pura tidak mendengarnya… Ini menggambarkan … Rasulullah shalallahu wa`alahi wassalam lebih senang bila seseorang yang berdosa dia menyimpan dosanya dan bertobat pada Allah dengan bersungguh sungguh … tidak ada kewajiban baginya untuk membagi aib dirinya…apalagi aib saudara dan keluarganya…. Wallahualam…

Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu diriwayatkan bahwa Rasulullah shalallahu wa`alahi wassalam bersabda. :

"Allah nanti akan mendekatkan orang mukmin, lalu meletakkan tutup dan menutupnya. Allah bertanya : "Apakah kamu tahu dosamu itu ?" Ia menjawab, "Ya Rabbku". Ketika ia sudah mengakui dosa-dosanya dan melihat dirinya telah binasa, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, "Aku telah menutupi dosa-dosamu di dunia dan sekarang Aku mengampuninya". Kemudian diberikan kepada orang mukmin itu buku amal baiknya. Adapun orang-orang Kafir dan orang-orang munafik, Allah Subhanahu wa Ta’ala memanggilnya di hadapan orang banyak. Mereka orang-orang yang mendustakan Rabbnya. Ketahuilah, laknat Allah itu untuk orang-orang yang zhalim" [Hadits Riwayat Bukhari Muslim]

Subhanallah… Allah telah menutupi dosa dosa hambanya… dan mengapa kita sebagai hambanya membuka dosa dosa kita sendiri…. Ada banyak cara untuk menasehati orang lain untuk berbagi pengalaman hidup tapi tidak harus membuka dosa dosa yang Allah telah tutupi… wallahualam….
Selama majelis berjalan… ada daftar hadir yang harus di isi yang juga berisi catatan amalan harian selama seminggu. Setiap perserta harus mengisinya dengan maksud untuk mengevaluasi setiap mad’u … untuk saling memotivasi bila ada catatan amal yang jelek… Sungguh ini juga rasanya tidak wajar..karena seharusnya seorang muslim harus tawadhu dan berhak menyembunyikan amal sholehnya…..

Satu kebid’ahan yang pasti selalu di lakukan adalah pada saat menutup majelis. Majelis harus ditutup dengan do’a robitoh….

Rytha sempat menanyakan kepada sebagian dari mereka, ternyata sebagian besar dari tidak mengetahui bahwa do’a robithoh itu bukan berasal dari hadist Nabi shallahu’alaihi wa sallam melainkan hanyalah do’a karangan Hasan Al Banna… Awalnya Rytha sendiri tidak menyadari hal tersebut juga… astaghfirullah…

Ada satu buku dzikir yang di baca oleh semua pengikut tarbiyah yang di sebut dengan Al Ma’surat…. Syaikh Ihsan bin Ayisy al-Utaibi rahimahullahu berkata: "Di akhir al-Ma'tsurot terdapat wirid robithoh, ini adalah bid'ah shufiyyah yang diambil oleh Hasan al-Banna dari tarikatnya, Hashshofiyyah." .(Kitab TarbiyatuI Aulad fil Islam Ii Abdulloh Ulwan fi Mizani Naqd Ilmi hal. 126)

Mereka sangat khusuk sekali sewaktu membacanya dan membacanya secara rutin selepas majelis… Tidak hanya dalam liqo saja… tapi juga pada tabligh akbar.. dauroh dauroh… Rytha pikir do’a ini dibacakan di majelis karena murobbinya belum paham.. tapi pada saat do’a itu kerap di bacakan oleh kalangan para "ustadz" ini menjadi sesuatu yang aneh sekali… Ditambah lagi dengan pembacaaannya yang sangat didramatisir dan diiringi dengan tangisan tangisan…. Astaghfirullah…..

Ada suatu cerita dari mulut kemulut yang menyebar… bahwa do’a itu di yakini bisa mengikat hati.. Ceritanya dulu ada seorang anggota liqo yang mau keluar dari jama’ah … selanjutnya
mereka mendo’akan ukhti tersebut dengan do’a robitoh ini…dan ukhti itu kebetulan tidak jadi keluar……. Jadilah dianggap do’a robithoh ini sangat berkesan...

Do’a ini merupakan do’a kebanggaan yang katanya akan dibaca di mana mana.. walaupun Anti (kamu untuk perempuan, ed) pergi ke luar negeri dan liqo di sana.. Anti pasti akan menemukan robithoh … astaghfirullah…

Bila do’a ini akan dibacakan terlebih dahulu membayangkan orang orang yang kita cintai , orang orang yang tidak kita kenal, akan lebih manjur khasiat nya… bisa menguatkan ikatan hati… na’uzubillah… ini sangat mirip dengan praktek praktek sufi…

Beginilah kalau praktek agama di dasarkan pada sharing pengalaman….. para mad’u yang juga nantinya menjadi murobbi menjadi penyalur yang cepat berkembangnya cerita ke bid’ahan yang sama yang mereka dengar dari murobbi murobbi mereka…. Ikhwah sekalian, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata:

"Tidak diragukan lagi bahwa dzikir dan do'a termasuk di antara ibadah-ibadah yang paling afdhol (utama), dan ibadah dilandaskan alas tauqif dan ittiba', bukan atas hawa nafsu dan ibtida (membuat hal yang baru, ed) Maka do'a-do'a dan dzikir-dzikir Nabi shalallahu wa`alahi wassalam adalah yang paling utama untuk diamalkan oleh seorang yang hendak berdzikir dan berdo'a. Orang yang mengamalkan do'a-do'a dan dzikir-dzikir Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam adalah orang yang berada di jalan yang aman dan selamat.

Faedah dari hasil yang didapatkan dari mengamalkan do'a-do'a dan dzikir-dzikir Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam begitu banyak sehingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata, Adapun dzikir-dzikir dari selain Nabi Shollallahu 'Alaihi Wasallam , kadang-kadang diharomkan, kadang-kadang makruh, dan kadang-kadang di dalamnya terdapat kesyirikan yang kebanyakan orang tidak mengetahuinya.

Tidak diperkenankan bagi seorang pun membuat bagi manusia dzikir-dzikir dan do'a-do'a yang tidak disunnahkan, serta menjadikan dzikir-dzikir tersebut sebagi ibadah rutin seperti sholat lima waktu, bahkan ini termasuk agama bid'ah yang tidak diizinkan oleh Allah. Adapun menjadikan wirid yang tidak syar'i maka ini adalah hal yang terlarang, bersamaan dengan ini dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang syar'i sudah memenuhi puncak dan akhir dari tujuan yang mulia, tidak ada seorang pun yang berpaling dari dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang syar'i menuju kepada dzikir-dzikir dan wirid-wirid yang bid'ah melainkan (dialah) seorang yang jahil atau sembrono atau melampaui batas." [Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah di dalam Majmu' Fatawa 22/510-511]

Mudah mudahan ini dapat membuat para ikhwah di tarbiyah dan kita semua umumnya untuk lebih berhati hati….banyak sekali praktek dzikir dzikir bid’ah dan praktek praktek ibadah yang tidak ada tuntunan syar’inya….

Afwan bila ada kata kata yang tidak berkenan…

Agar lebih paham… silahkan baca link link di footnote , dan telusuri website website tersebut.. insyaAllah kalau ikhwah sekalian ikhlas.. itu akan menghantarkan kepada kebenaran… Wallahualam bishshowab

InsyaAllah bersambung
foot note :
------------------------------------------------------------------------------------
6.Bolehkah Hadits Dhaif Diamalkan Dan Dipakai Untuk Fadhaailul A'maal [Keutamaan Amal] ? http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1315&bagian=0 ; Pendapat Beberapa Ulama Tentang Hadits-Hadits Dha'if Untuk Fadhaailul A'maal
http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1333&bagian=0
7.Wajib Menjelaskan Hadits-Hadits Dha'if Kepada Umat Islam, http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=1359&bagian=0
8.Adakah Bid'ah Hasanah?
http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=127 Bid'ahnya Dzikir Berjamaah, http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=157


[+/-] Selengkapnya...

Friday, January 2, 2009

Catatan Perjalanan Dari Medan

assalammu`alaikum ... rasanya dah terlalu lama tidak menulis di blog ini dikeranakan kesibukan2 dan juga urusan balik kampung membuat saya terhenti seketika untuk menulis , sebelum saya menyambung tulisan tentang kisah hijrah nya seorang akhwat ke manhaj salaf, saya ingin bercerita tentang suasana yang saya lihat ketika saya balik kampung ke medan (dah hampir 3 tahun tak balik ke medan) rasanya tak banyak yang berubah , keadaan masih sama .. disana - sini urusan birokrasi masih banyak tercemar dengan rasuah makanya SUMUT itu terkenal dengan makna (Segala Urusan Memakai Uang Tunai ) dan ketika saya membaca surat khabar, gubernur sumatera utara syamsul ariffin sempat di tanya soalan ini, apakah anda mampu untuk membersihkan arti negatif dari perkataan Sumut , beliau hanya menjawab insya allah , dan biarlah kita berikan kesempatan kepadanya untuk membersihkan sumut dari unsur2 yang negatif , insya allah
kebetulan ketika saya balik ke medan suasana dijalanan yang saya lihat di penuhi dengan bendera2 parti yang sedang berkempen untuk memilih wakil2 rakyat samada untuk negeri atau parlimen, dan untuk anda pengetahuan anda, pilihan raya tahun 2009 kali ini di indonesia di sertai oleh 44 parti yang mengirim wakilnya masing2 untuk bertanding pilihan raya.
terbayang di benak saya, bagaimana banyaknya para calon yang akan bertanding dalam pilihan raya kali ini , dan berapa besar kertas undian nya dengan calon2 yang sedia ada bertanding ?? apakah ini arti demokrasi yang di raih hasil perjuangan reformasi di indonesia ?? kali ini saya tidak akan membahas permasalahan ini.. begitu banyak pertanyaan2 yang ada di dalam benak saya , belum lagi jika saya lihat di dalam parti2 yang bertanding tersebut ada yang mendakwa mereka memperjuangkan islam , dan ianya bukan satu parti tapi banyak parti, masingg2 mereka berusaha menunjukkan mereka memperjuangkan agama islam di dalam demokrasi pilihan raya ini , kalau iya pun memperjuangkan islam , mengapa mereka tidak satukan saja parti nya ? dan berjuang bersama ... tapi ya tentu saja itu semua hanya penyedap rasa (baca: ajinomoto) untuk meraih undi rakyat yang indonesia yang mayoriti nya beragama islam , dan pada hakikat nya masing2 dari parti yang mengatasnama kan islam ini mempunyai kenginan dan tujuan yang berbeza ... walau mereka masing2 berkata mereka memperjuangkan agama islam .. innalillahi wainna ilahi rajiu`n
dan inilah bendera2 dari beberapa parti yang mengikuti pilihan raya tahun 2009





















































































[+/-] Selengkapnya...