Thursday, November 13, 2008




Rasulullah shalallahu Wa`alahi wassalam telah memberi khabar kepada kita tentang adanya perpecahan umat islam menjadi 73 firqah dan diantara 73 firqah tersebut 72 diantaranya akan mendapat 'wild card" ke neraka hanya satu firqah yang selamat, rasulullah shalallahu wa`alahi wassalam juga telah memberi tahu kepada kita siapa firqah yang selamat tersebut, persoalan nya bagaimana kita dapat membezakan dizaman sekarang ni yang betul2 dapat kita saksikan begitu banyak firqah-firqah yang mengatas namakan islam yang mana mereka mengakui masing-masing jama`ah nya yang benar, sebut saja diantaranya adalah :

Jamaah Tabligh jika kita tanyakan kepada mereka maka mereka nyatakan kelompok merekalah yang benar yang mengajak ke jalan allah dengan metode khuruj nya, kemudian jika kita tanyakan kepada jamaah ikhwanul muslimin maka mereka katakan jamaa`ah mereka adalah wadah (tempat) bagi seluruh kaum muslimin sebagaimana yang di kehendaki oleh Hassan Al-Banna,jika kita tanyakan kepada jamaah Hizbut Tahrir maka mereka juga mengaku jamaah merekalah yang mengajak kepada konsep perjuangan islam sebenar dengan sistem khilafahnya, jika kita tanya pula kepada ahli-ahli tariqat(sufi) maka mereka menyatakan merekalah yang sebenar-benarnya mengajak kepada jalan allah dengan ilmu "Laduni" nya , dan sering kita dengar mereka membagi agama ini dengan "isi dan kulit" (macam lagu search lah pulak )
begitulah realiti yang berlaku amat menyedihkan dan begitu tragis, umat menjadi bingung mana satu yang benar ?? semua mengaku jamaah nya benar , kalau kita sendiri pun dah bingung, lagilah org kafir yang ingin masuk islam terlebih bingung, sebaik masuk islam saja dia dah mendapatkan perselisihan2 yang terjadi di kalangan umat islam sendiri, aneh tapi nyata ...
lalu, bagaimana dengan kita ?? pernahkah kita berusaha untuk mencari dan mempelajari bagaimana untuk membezakan antara yang haq dan yang bathil ? bukan kah kebenaran itu hanya satu ? dan jalan menuju allah itu juga satu (salah besar org yang mengatakan walaupun jalan kita berbeza-beza tetapi hakikat nya kita sama-sama mendekatkan diri kepada allah, akan datang penjelasan hadith tentang jalan menuju allah itu hanya satu, insya allah )artikel kali ini menjelaskan bagaimana seharus nya kita beragama, bagaimana seharusnya seorang muslim mengenal kesesatan firqah2 yang ada dizaman sekarang.. Yaitu Dengan Mengenal MANHAJ ... apa itu MANHAJ ?? disebabkan Manhaj adalah persolan urgent yang sedikit panjang pembahasan nya saya membagi artikel ini menjad beberapa bahagian untuk mudah di fahami.. ikutilah artikel ini dengan kesungguhan untuk mencari ilmu, semoga allah memberkati kamu ...

Manhaj As-Salaf

Manhaj atau Minhaj dari segi bahasa ialah

الطريق الواضح أوالسنّة

Jalan yang jelas/terang atau sunnah
Kalimah manhaj/minhaj bermakna jalan yang terang atau sunnah disebut didalam alquran,
firman allah :

لكلّ جعلن منكم سرعةومنحاجًا
“Untuk tiap-tiap umat (antara kamu(, kami berikan aturan dan jalan yang terang (atau sunnah) (QS.Al-Maidah 48)

Menurut Ibn Kathir –rahimahullah- pula manhaj ialah :

فهوالطّريق الواضح السهل

Jalan yang terang dan mudah
(lihat tafsir Ibn kathir 2/26 dan Fathul Qadir 2/48 As-syaukani)

Manhaj juga disebut : سبيلً اوسنّةً
“Jalan atau Sunnah
(lht Manhaj ahli sunnah Wal-Jamaa`ah 1/50 Khalid bin abdulatif)

Manhaj atau minhaj dimaksudkann juga sebagai mazhab. Walaupun mazhab sering digunakan untuk aliran fikah, tetapi ia sering juga digunakan atau dimaksudkan dengan maksud yang sama dengan manhaj, seperti disebut” Manhaj As-Salaf atau Mazhab As-Salaf”

Menurut bahasa (etimologi), Salaf artinya yang terdahulu (nenek moyang), yang lebih tua dan lebih utama. [1]
Salaf berarti para pendahulu. Jika dikatakan (سلف الرّجل)
salaf seseorang, maksudnya kedua orang tua yang telah mendahuluinya. [2]

Menurut istilah syar`i(terminologi), kata Salaf berarti generasi pertama dan terbaik dari ummat (Islam) ini, yang terdiri dari para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan para Imam pembawa petunjuk pada tiga kurun (generasi/masa) pertama yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

خيرالنّاس قرني ثم الّذين يلونهم ثم الّذين يلونهم

Sebaik-baik manusia adalah pada masaku ini (yaitu masa para Sahabat), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (masa Tabi’ut Tabi’in).” [3]

Menurut al-Qalsyani: “Salafush Shalih adalah generasi pertama dari ummat ini yang pemahaman ilmunya sangat dalam, yang mengikuti petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjaga Sunnahnya. Allah memilih mereka untuk menemani Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menegakkan agama-Nya...” [4]

Syaikh Mahmud Ahmad Khafaji berkata di dalam kitabnya, al-‘Aqiidatul Islamiyyah bainas Salafiyyah wal Mu’tazilah: “Penetapan istilah Salaf tidak cukup dengan hanya dibatasi waktu saja, bahkan harus sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah menurut pemahaman Salafush Shalih (tentang ‘aqidah, manhaj, akhlaq dan suluk-pent.). Barangsiapa yang pendapatnya sesuai dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah mengenai ‘aqidah, hukum dan suluknya menurut pemahaman Salaf, maka ia disebut Salafi meskipun tempatnya jauh dan berbeza masanya. Sebaliknya, barangsiapa pendapatnya menyalahi Al-Qur'an dan As-Sunnah, maka ia bukan seorang Salafi meskipun ia hidup pada zaman Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in. [5]

Penisbatan kata Salaf atau as-Salafiyyuun bukanlah termasuk perkara bid’ah, akan tetapi penisbatan ini adalah penisbatan yang syar’i karena menisbatkan diri kepada generasi pertama dari ummat ini, yaitu para Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in.

Ahlus Sunnah wal Jama’ah dikatakan juga as-Salafiyyuun karena mereka mengikuti manhaj Salafush Shalih dari Sahabat dan Tabi’ut Tabi’in. Kemudian setiap orang yang mengikuti jejak mereka serta berjalan berdasarkan manhaj mereka -di sepanjang masa-, mereka ini disebut Salafi, karena dinisbatkan kepada Salaf. Salaf bukan kelompok atau golongan seperti yang difahami oleh sebagian orang, tetapi merupakan manhaj (sistem hidup dalam ber‘aqidah, beribadah, berhukum, berakhlak dan yang lainnya) yang wajib diikuti oleh setiap Muslim. Jadi, pengertian Salaf dinisbatkan kepada orang yang menjaga keselamatan ‘aqidah dan manhaj menurut apa yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum sebelum terjadinya perselisihan dan perpecahan. [6]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah (wafat th. 728 H) [7] berkata: “Bukanlah merupakan aib bagi orang yang menampakkan manhaj Salaf dan menisbatkan dirinya kepada Salaf, bahkan wajib menerima yang demikian itu karena manhaj Salaf tidak lain kecuali kebenaran.” [8]

Foote Note
[1]. Lisaanul ‘Arab (VI/331) karya Ibnu Manzhur (wafat th. 711 H) rahimahullah
[2]. Lihat al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat (I/11) karya Syaikh Muhammad bin ‘Abdurrahman al-Maghrawi, Muassasah ar-Risalah, th. 1420 H.
[3] Muttafaq ‘alaih. HR. Al-Bukhari (no. 2652) dan Muslim (no. 2533 (212)), dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu
[4]. Al-Mufassiruun bainat Ta’wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat (I/11).
[5]. Al-Mufassiruun bainat Ta’-wiil wal Itsbaat fii Aayatish Shifaat (I/13-14) dan al-Wajiiz fii ‘Aqiidah Salafush Shaalih (hal. 34).
[6]. Mauqif Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah min Ahlil Ahwaa' wal Bida’ (I/63-64) karya Syaikh Dr. Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili, Bashaa-iru Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajis Salaf (hal. 21) karya Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dan Mujmal Ushuul Ahlis Sunnah wal Jamaa’ah fil ‘Aqiidah.
[7]. Beliau adalah Ahmad bin ‘Abdul Halim bin ‘Abdussalam bin ‘Abdillah bin Khidhir bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Abdillah bin Taimiyyah al-Harrani. Beliau lahir pada hari Senin, 14 Rabi’ul Awwal th. 661 H di Harran (daerah dekat Syiria). Beliau seorang ulama yang dalam ilmunya, luas pandangannya. Pembela Islam sejati dan mendapat julukan Syaikhul Islam karena hampir menguasai semua disiplin ilmu. Beliau termasuk Mujaddid abad ke-7 H dan hafal Al-Qur'an sejak masih kecil. Beliau t mempunyai murid-murid yang ‘alim dan masyhur, antara lain: Syamsuddin bin ‘Abdul Hadi (wafat th. 744 H), Syamsuddin adz-Dzahabi (wafat th. 748 H), Syamsuddin Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (wafat th. 751 H), Syamsuddin Ibnu Muflih (wafat th. 763 H) serta ‘Imaduddin Ibnu Katsir (wafat th. 774 H), penulis kitab tafsir yang terkenal, Tafsiir Ibnu Katsiir.
‘Aqidah Syaikhul Islam adalah ‘aqidah Salaf, beliau rahimahullah seorang Mujaddid yang berjuang untuk menegakkan kebenaran, berjuang untuk menegakkan Al-Qur-an dan As-Sunnah menurut pemahaman para Sahabat g tetapi ahlul bid’ah dengki kepada beliau, sehingga banyak yang menuduh dan memfitnah. Beliau men-jelaskan yang haq tetapi ahli bid’ah tidak senang dengan dakwahnya sehingga beliau diadukan kepada penguasa pada waktu itu, akhirnya beliau beberapa kali dipenjara sampai wafat pun di penjara (tahun 728 H). Semoga Allah mengampuni dosa-dosanya, mencurahkan rahmat yang sangat luas dan memasukkan beliau rahimahullah ke dalam Surga-Nya. (Al-Bidayah wan Nihayah XIII/255, XIV/38, 141-145).
[8]. Majmu Fataawaa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (IV/149). bersambung....



No comments:

Post a Comment